Arsip | HALAMAN UTAMA RSS feed for this section

Harga Gabah Melonjak Tajam

14 Des

Berdampak pada Harga Beras Jadi Rp 4.800,00/kg

Harga gabah pada sejumlah daerah di Jabar melonjak tajam selama dua pekan terakhir, membuat harga beras sempat naik cukup besar. Situasi itu umumnya dipicu meningkatnya penjualan beras antarpulau, sedangkan pasokan gabah dari berbagai daerah mulai menipis yang biasa terjadi pada akhir tahun.

Ketua Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Jabar, Abdul Harjo, di Bandung, Kamis (13/12) mengatakan, saat ini harga gabah kering pungut (GKP) sudah mencapai Rp 2.700,00/kg padahal dua pekan lalu harganya masih Rp 2.200,00/kg. Sedangkan harga gabah kering simpan (GKS) menjadi Rp 3.100,00/kg dari sebelumnya Rp 2.800,00/kg.

Sementara itu, harga beras kelas medium 1 menjadi Rp 4.700,00-Rp 4.800,00/kg dari semula Rp 4.300,00-Rp 4.400,00/kg, serta medium 2 Rp 4.200,00-Rp 4.500,00/kg sebelumnya Rp 3.900,00/kg.

Menurut Harjo, pesanan beras antarpulau terbesar diperoleh dari Medan. Penjualan ke sana umumnya dilakukan melalui Pasar Induk Cipinang Jakarta dan Pasar Johar Jakarta, selaku sentra perdagangan beras nasional.

Dikatakan, sebagian pengusaha penggilingan padi Jabar sebenarnya enggan melakukan penjualan antarpulau, karena selisih keuntungan sangat tipis. Namun di lain pihak, banyak pula pengusaha penggilingan yang memiliki jaringan pemasaran beras produk pecah kulit, di mana sekarang sedang banyak dipesan ke Medan. Karena kondisi demikian, menurut Abdul Harjo, harga beras selalu naik Rp 50,00/kg/hari.

Sementara itu, Ketua Koperasi Pasar Induk Cipinang Jakarta, Moch. Kosim, membenarkan, saat ini pesanan beras antarpulau, terutama dari Medan, memang meningkat. Ini menjadikan pembelian langsung gabah ke daerah pun naik, sehingga harganya sempat terdongkrak termasuk dari Jabar dan Jateng.

Pertahankan 5%

“Namun sejak Kamis (13/12), berbagai beras harganya kembali diturunkan oleh para pebisnis besar dengan selisih Rp 200,00/kg. Banyak di antara mereka yang sedang menahan pembelian, karena melihat situasi yang berkembang sampai akhir tahun, apalagi berkaitan operasi pasar dari Perum Bulog,” katanya.

Soal sempat melonjaknya harga, menurut Moch. Kosim, selain perdagangan antarpulau, juga terpengaruhi hasil panen yang mulai menurun ditambah efek hujan. Namun sejauh ini, kondisi harga yang terjadi diharapkan tidak membuat harga beras naik luar biasa seperti akhir tahun 2006 lalu.

Sementara itu, Perum Bulog akan mempertahankan kenaikan harga beras saat ini pada kisaran lima persen dari harga Rp 4.000,00/kg sehingga harga komoditas pangan tersebut tidak melebihi Rp 4.350,00/kg dengan tetap menggelontorkan beras untuk operasi stabilisasi harga beras (OSHB).

Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Jakarta, Kamis menyatakan, kenaikan harga beras sebanyak lima persen menjelang hari besar keagamaan seperti Iduladha, Natal, dan Tahun Baru 2008 saat ini masih dalam taraf yang wajar.

“Kalau beras OSHB dijual rendah, takutnya akan diborong spekulan, jadi penjualannya lebih rendah sedikit dari harga pasaran,” katanya ketika meninjau Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta, terkait kenaikan harga beras belakangan ini.***

sumber Pikiran Rakyat.